- Back to Home »
- Kesehatan Mental# Minggu Ke-8
Posted by : Unknown
Sabtu, 18 April 2015
Nama : Gina Permatasari
Kelas : 2PA06
NPM : 13513737
A. Arti Penting Stress
Kita semua pasti
pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres dalam
tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada
tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Sistem syaraf juga
memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa berfungsi
dengan baik. Secara umum yang dimaksud dengan stres adalah reaksi tubuh
terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan
lain-lain. Menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa
cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai
suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”. Stres berbeda dengan stresor. Stresor adalah
sesuatu yang menyebabkan stres. Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi
timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
Efek-efek stress menurut Hans Selye
Hans Selye (1946,1976)
telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress :
Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).
o Local Adaptation
Syndrom (LAS)
Tubuh
menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya,
dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS
:
-
Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua system
-
Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk
menstimulasikannya
-
Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-
Respon bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS
ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan
dibawah ini :
-
Respon inflamasi
Respon ini distimulasi
oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area
tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses
penyembuhan dapat berlangsung cepat.
-
Respon refleks nyeri
Respon ini merupakan
respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut.
Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
o General Adaptation
Syndrom (GAS)
GAS merupakan respon
fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya
adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS
sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
-
Fase Alarm (Waspada)
Melibatkan pengerahan
mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi
psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung
meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir
ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress
memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
Fase alarm melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang
berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk
bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang
bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya
epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan
peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya
kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal
yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau
menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor
masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
-
Fase Resistance
(Melawan)
Individu mencoba
berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta
mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya
kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab
stress. Bila teratasi gejala stress menurun à atau normal, tubuh kembali stabil,
termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu
tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan
memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh
pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
-
Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase
perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian.
Tahap ini cadangan
energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi
stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah
yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.
Faktor-faktor individual & sosial penyebab stres :
Faktor pribadi
Stres juga dapat dihasilkan sendiri. Internal penyebab stres mencakup sikap
pesimis, harga diri yang rendah, kemarahan yang berlebihan atau tersembunyi,
kurangnya ketegasan, harapan yang tidak realistis dari orang lain dan
Self-kritik.
Faktor-faktor
pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi,
sertakepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Survei nasional secara
konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan
pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan
kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan
yang menciptakan stres.
Masalah ekonomi karena
pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain
yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.
Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala
stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan
varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian.
Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang
memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek
negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor
individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar
seseorang. Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada
pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.
Menurut Hans Selya
membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan,
a. Eustress adalah
respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan
menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya
lulus dari ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress merupakan respon stress yang buruk
dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi
c. Optimal stress atau Neustress adalah stress
yang berada antara eustress dan distres, merupakan respon stress yang menekan
namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah,
berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.
Faktor
lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi ketidakpastian
lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi.
Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya,
ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi
akan memburuk
- Sebuah lingkungan yang tidak aman, polusi, kebisingan, dan kondisi kehidupan tidak nyaman dapat menghasilkan situasi stres (respon penerbangan) hormon dan bahan kimia tetap dirilis di aliran darah untuk jangka waktu yang panjang. Ini hasil dalam gejala stres fisik terkait seperti otot tegang, kecemasan tidak fokus, pusing dan tingkat peningkatan nadi. Bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang dilanda perang, stres mungkin tak henti-hentinya.
- Hubungan menuntut kesehatan mental. Masalah dengan teman dan anggota keluarga adalah penyebab stres yang valid. Perselisihan perkawinan, hubungan disfungsional, remaja pemberontak, atau merawat anggota keluarga yang sakit kronis-atau anak dengan kebutuhan khusus memaksa pikiran dan tubuh berada di hampir konstan alarm-negara dalam persiapan untuk melawan atau melarikan diri. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit psikosomatis akut dan kronis dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia.
- Tekanan di tempat kerja Dalam karir-didorong kerja masyarakat kita dapat menjadi sumber stres. Stres kerja disebabkan oleh hal-hal seperti ketidakpuasan kerja, cukup membayar, politik kantor, tenggat waktu pertemuan, dan konflik dengan rekan kerja. Faktor-faktor ini dapat memicu kondisi stres.
- Situasi sosial dapat menyebabkan stres. Kemiskinan, tekanan keuangan, ras dan diskriminasi seksual atau pelecehan, isolasi, dan kurangnya dukungan sosial yang merugikan semua perasaan diinduksi dan kecemasan.
B. Ada beberapa jenis-jenis/ tipe-tipe stressor psikologis (dirangkum dari
folkman, 1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1 Tekanan
(pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau
tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan
usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari dan memiliki
bentuk yang berbeda-beda pada setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus
tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses
pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku
maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau
kombinasi dari keduanya.Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self
esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa
tekanan waktu atau peranyang harus dijalani seseorang, atau juga dpat berupa
kompetisi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
2 Frustasi
. Frustasi dapat terjadi
apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat hambatan atau
hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan. Frustasi juga
dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam,
seperti misalnya timbul reaksi marah,
penolakan maupun depresi.
Konflik
Konflik
terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua
atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a Approach – approach conflict, terjadi
apabila individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai,
misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir
yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk
menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat
mudah dan cepat diselesaikan.
Avoidence – avoidence
conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama
tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah,
di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara
mental dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih
sulit diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk
menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang tidak
menyenangkan.
Approach – avoidence
conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak
menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama,
misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak
kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dpat
disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan
sosial yang menjadi penyebab dari kondisi stres.
C.
Symptom Reducing
Responses terhadap Stress
1. pengertian
symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan Diri
Indentifikasi adalah
suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang individu tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang
lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun
prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction
Formation
Perilaku seseorang
yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama
tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
- Sublimasi
Sublimasi adalah suatu
mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam
bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong
hewan.
- Proyeksi
Proyeksi adalah
mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek
diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi
lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai
temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi adalah
memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seorang
wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut ke dalam
pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara singkat
mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya
belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi
pucat berkeringat.
- Represi
Represi adalah konflik
pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke
dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan
yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi
siang.
- Supresi
Supresi yaitu menekan
konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau
memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata
"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
- Denial
Denial adalah
mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay
seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
- Regresi
Regresi adalah
mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik
diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena
malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi adalah apabila
seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah perilaku
seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan
perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya
dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk pertahanan diri
untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk
perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha
menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D.
Pendekatan Problem
Solving terhadap Stress
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah
mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk
menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai
Feedback.
Melakukan sugesti
untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan
diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan
berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).
Strategi Coping untuk
Mengatasi Stress
- Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah
istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping
yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem focused coping) adalah
isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan
respon terhadad situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan
menggunakan penialaian defensif.
Strategi Penanganan stress denagn mendekat dan
menghindar
1. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami
penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut dengan
cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara
langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal
atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah
laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber: :
http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx