BLOG DALAM PERBAIKAN
Posted by : Unknown Minggu, 12 April 2015



Nama : Gina Permatasari
Kelas    : 2PA06
NPM    : 13513737
A.      PENGERTIAN PENYESUAIAN DIRI, KONSEP DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL
Apakah Penyesuaian diri itu? 
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dari seberapa baik individu dalam menghadapi dan mengatasi kondisi yang senantiasa berubah. Kemampuan individu untuk menyamakan diri dengan harapan kelompok. Individu yang sehat mestinnya mampu memahami harapan kelompok tempat individu yang bersangkutan menjadi anggotannya dan melakukan tindakan sesuai yang di harapkan. Penyesuian diri juga bisa dipahami sebagai mengatur kembali ritme hidup atau jadwal harian. Orang yang memiliki penyesuian diri yang baik adalah orang yang dengan cepat mampu mengelolah dirinnya menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi .
Haber dan Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik penyesuaian diri yang efektif:
  1. Persepsi yang tepat terhadap realita: mampu mengenali konsekuensi dari tindakan dan mengarahkan perilaku yang sesuai, mampu menyusun dan memodifikasi tujuan yang realistic dan berusahan untuk mencapai tujuan tersebut.
  2. Mampu menghadapi dan mengatasi stress dan kecemasan.
  3. Memiliki gambaran diri (self image) yang positif: menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengharagai kekuatan yang dimiliki dan menerima kelemahan dengan cara yang positif.
  4. Mampu mengekspresikan perasaan secara terkendali. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan nuansa emosi dan perasaan sehingga memungkinkan untuk membangun dan memilihara hubungan interpersonal yang penuh makna.
  5. Memiliki hubungan interpersonal yang baik: mampu membina keakraban dalam hubungan sosialnya, nyaman berinteraksi dengan lingkungan menghargai dan dihargai orang lain.
Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).
Shoben (dalam Korchin, 1976) menyebutkan istilah penyesuaian integrative (integrative adjustment), yang ditanda oleh pengendalian diri, tanggungjawab pribadi dan sosial, minat sosial yang demokratik, dan ide-ide ideal.

Penyesuaian diri dan pertumbuhan personal
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamika yang hampir selalu membutuhkan perubahan dan adaptasi, dan dengan demikian semakin tetap dan tidak merubah respons-respons itu, maka semakin sulit juga menangani tuntutan-tuntutan yang berubah. Kenyataan ini menjelaskan pengaruh-pengaruh yang menghancurkan kepribadian seseorang. Orang yang mengalami depresi karena sering kali merasa sulit menyesuaikan diri dengan pola tingkah laku yang di perlukan.  Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak juga pada pertumbuhan personalnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sekitarnya apalagi di lingkungan baru, maka pertumbuhan personalnya juga akan mengalami peningkatan. Selain iu penyesuian diri dapat juga di pahami sebagai belajar hidup dengan sesuatu yang tidak dapa di ubah. Orang yang memiliki penyesuian diri yang baik bisa menerima keterbatasan yang tidak dapat di ubah. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental memiliki pengertian kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya. Tuntutan kenyataan yang dimaksud di sini lebih banyak merujuk pada tuntutan yang berasal dari masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di sekitarnya Penyesuaiaan diri berhubungan dengan cara-cara yang dipilih individu untuk mengolah rangsangan, ajakan dan dorongan yang datang dari dalam maupun luar diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh pribadi yang sehat mental adalah penyesuaian diri yang aktif dalam pengertian bahwa individu berperan aktif dalam pemilihan cara-cara pengolahan rangsang itu. Selain itu Penyesuaian diri yang dilakukan orang sehat mental tidak menyebabkan bergantinya kepribadian. Perubahan-perubahan dalam diri individu tidak mengubah secara drastis dirinya. Pada orang sehat mental stabilitas diri dipertahankan. Dalam menyesuaian diri dengan lingkungan, individu dapat menerima apa yang ia anggap baik dan menolak apa yang ia anggap buruk berdasarkan pegangan normatif yang ia miliki. Kita sudah memahami bahwa penyesuaian diri merupakan dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental seseorang. Orang yang dapat menyesuaikan diri secara aktif dan realistis sambil tetap mempertahankan stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang tinggi pada dirinya. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri secara aktif, tidak realistik dan tidak stabil dirinya menunjukkan rendahnya kesehatan mental pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan penyesuaian diri merupakan variabel utama dalam kesehatan mental. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peningkatan derajat kesehatan mental setara dengan peningkatan kemampuan penyesuaian diri yang aktif, realistik disertai dengan stabilitas diri. Sebenarnnya dalam bahasa inggris , isilah penyesuian diri memiliki 2 kata yang berbeda maknannya , yaitu adaptasi ( adaptaion ) dan penyesuian ( adjustment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang besar. Adaptasi ( adaptaion ) memiliki pengertian individu melakukan penyesuian diridengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinnya supaya tetap bisa sesuian dengan lingkungannya . sedangkan penyesuaian ( adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai dengan individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan dilakukan oleh individu sebagai tetap sesuia dengan dirinnya. Jadi penyesiuan diri yang baik itu individu atau seseorang mampu menggunakan mekanisme penyesuian diri secara luwes dan tergantung pada siuasinnya. Menur ut konsepnnya penyesuian diri adalah konsep yang di deskripsikan sebagai adaptasi dan mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, serta dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Ciri-ciri penyesuian diri yang efektif
  • Memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas Pemahaman atau persepsi orang terhadap realita berbeda-beda , mesikipun realita yang di hadapi adalah sama. Perbedaan persepsi tersebut dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing orang yang tentunnya berbeda satu sama lain. Meskipun begitu individu memiliki penyesuian diri yang baik memiliki persepsi yang relative objektif dala realita.
  • Kemampuan untuk beradaptasi dengan tekanan atau stress dan kecemasan Pada dasarnnya orang tidak senang bila mengalami tekan dari kecemasan. Orang yang mampu menyesuiakan diri tidak selalu menghindari munculnya tekenan dan kecemasan.
  • Mempunyai gambaran diri yang posiif tentang dirinnya Pandangan individu terhadap dirinnya dapat menjadi indicator dari kualitas penyesuian diri yang di miliki. Padangan tersebut lebih mengarah pada individu yang harmonis atau sebaliknnya .
  • Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan Orang yang dapat menyesuikan diri yang baik di cirikan memiliki kehidupan emosi yang sehat. Orang tersebu mampu menyadari dan merasakan emosi atau perasaan yang saat itu dialami serta dapat mengeksperisan persaan dan emosinnya tersebut dalam sperktrum yang luas. Sebaliknya jika penyesuian diri yang buruk dapat ditandai dengan cara mengekspresikan emosinnya secara berlebihan ( over).
  • Relasi ineterpersonal baik Individu yang mempunyai penyesuian diri yang baik mampu mencapaitingkat keintiman yang tepat dealam suatu hubungan social.

Aspek-aspek Penyesuaian Diri Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
  • Penyesuaian pribadi Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dalam mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai oleh: • Tidak adanya rasa benci, • Tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya pada potensi dirinya. Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh: • Kegoncangan emosi • Kecemasan • Ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak pemisah anatara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.
  • Penyesuaian social Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan berinterakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hungan dengan anggota keluarga, masyarakat, sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum. Proses yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarakat atau suku bangsa memiliki sistem nilai dan norma sosial yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri Menurut Sunarto dan Hartono (1995) terdapat bentuk-bentuk dari penyesuaian diri positif ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
  • Tidak adanya ketegangan emosional.
  • Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.
  • Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.
  • Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.
  • Mampu dalam belajar.
  • Menghargai pengalaman.
  • Bersikap realistik dan objektif.
PERTUMBUHAN PERSONAL
Pengertian pertumbuhan : Kehidupan manusia dihubungkan dalam 2 proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Kedua proses tersebut merupakan pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan. Manusia mmempunyai kapasitas jasmanih dan rohaniah sebgai suatu kondisi yang menuju pada arah kesempurnaan. Menurut Crow dan Crow , kematangan atau pertumbuhan sejak pembuahan dan seterusnya merupakan gejala alamiah. Pertumbuhan itu sebagai suatu hasil dari fakor-faktor luar dari individu yang matang atau tumbuh itu bisa di tunjukan sebagi perkembangan . Definisi pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses suau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan. Selain itu pertumbuhan tidak hanya berlaku pada hal yang bersifat kuntitatif , seperti alam, sel, kromosom rambut dan lain-lain.
Namun pertumbuhan terdiri daribahan-bahan kualitatif seperi kesan, keinginan, ide, gagasan , pengeahuan , nilai dan lain-lain. Pengretian lain tentang pertumbuhan. Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkanreflexions. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu: 1. Faktor Biologis Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan ,kaki dan lainya.Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. 2. Faktor Geografis Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula. 3. Faktor Kebudayaan Khusus Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga. Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. *Aliran asosiasi perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion. *Psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada. *Aliran sosiologi Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. a. Penjelsan konsep tentang pertumbuhan personal Penekanan pertumbuhan, penyesuain diri danpertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah)yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. b. Variasi pertumbuhan Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya. c. Kondisi-kondisi untuk bertumbuh Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). d. Fenomenologi pertumbuhan Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33)
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Carl Rogera (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
  1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
  2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
  3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor  yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
  • Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
  • Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
  • Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
Ketidak mampuan menyesuiakan diri dan abnormalitas orang yang tidak mampu menyesuiakan diri dengan baik disebut dengan istilah maladjusted. Pemahaman mengenai maladjusted seringkali dikacaukan pemahamannya dengan abnormalias. Banyak yang mengatakan bahwa ketidk mampuan menyesuiakan diri itu dikaakan dengan abnormal padahal sebenrnnya tidak selalu abnormal. Kesulitan unuk membedakan pemahaman mengenai maladjusted dengan abnormalitas ini tampaknnya juga di picu dengan kecenderungan memahami penyesuaian diri sebagi suatu hasil dari pada melihat penyesuian diri sebagai suatu proses, pemahaman ini , factor- factor situasional menjadi diperhatikan unuk mempertimbangkan baik-tidaknnya penyesuian diri yang dilakukan itu.
             

DAFTAR PUSTAKA
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
Basuki,Heru.(2008).Psikologi Umum.Jakarta:Universitas Gunadarma
   
Prof Dr.H.Baharudin.M.Pd.I.(2009).pendidikan dan psikologi pertumbuhan.yogyakarta
Ar-Ruzz Media. Siswanto,Spsi.2007.Kesehatan Mental.Yogyakarta
rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Gina Permatasari - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -