- Back to Home »
- KESEHATAN MENTAL# MINGGU KE-1
Posted by : Unknown
Sabtu, 07 Maret 2015
Nama : Gina Permatasari
Kelas : 2PA06
NPM : 13513737
A.
Konsep sehat
Apa itu sehat? Mungkin semua orang pernah atau sering
mendengar kata sehat. Suatu kata yang ada di dalam Kamus Bahasa Indonesia yang
mempunyai banyak arti. Namun saya akan menyimpulkan arti dari kata sehat dengan
bahasa simple yang dapat dengan mudah orang-orang pahami, sehat adalah
terbebas/terhindar dari penyakit. Semua orang selalu menanamkan kata itu
kedalam kehidupannya, mulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga orang dewasa,
namun tidak hanya memilikinya, tapi harus di terapkan. Dalam postingan saya
kali ini, saya akan memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang konsep
sehat menurut dimensi-dimensinya, mengetahui sejarah perkembangan kesehatan
mental, serta disuguhkannya kedua penjelasan tersebut menurut macam-macam teori
kepribadian sehat menurut aliran-aliran dalam psikologi.
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan
seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang
berusaha mempengaruhinya. Dan menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan
di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak
terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
WHO pun mengembangkan defenisi
tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan
sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep
WHO tahun 1974, menyebutkan Sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental,
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sementara Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan
sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia
sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunannya, dan
memelihara serta mengembangkannya.
Konsep sehat berdasarkan :
Ø Dimensi Emosional
Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa takut, gelisah,
marah, sedih dan senang.
Ø Dimensi Intelektual
Memecahkan masalah dengan pikiran yang
tenang, yang dapat memecahkan masalah tersebut. Misalnya ,berhenti sejenak dan
memijit pada bagian kaki yang keseleo saat bermain futsal.
Ø Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang di
haruskan dengan kondisi tubuh sehat.
Ø Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat
berinteraksi dengan baik
Ø Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan
bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing. Misalnya , ketika di diagnosa
menderita penyakit kronis , adakalanya selalu memohon dan meminta kesembuhan
kepada Allah swt.
B.
Sejarah Perkembangan
Kesehatan Mental
Kesehatan menurut
Freund (1991) “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau
bagian yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”, juga
sampai pada kesimpulan mengenai kesehatan sebagai suatu keadaan tidak adanya
penyakit sebagai salah satu ciri kalau organisme disebut sehat. Mental hygiene disebut juga ilmu kesehatan
mental merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda. Dulu orang berpendapat
gangguan keseimbangan mental itu disebabkan oleh gangguan roh jahat.
Kesehatan mental di
cetuskan oleh Adolf Meyer (psychiater)
berdasarkan saran Beers (mantan penderita sakit mental), membantu perkembangan
gerakan usaha kesehatan mental. Dialah yang mengemukakan istilah “Mental Hygiene”. Di amerika pada tahun
1908 terbentuk suatu organisasi “Connectitude
Society for Mental Hygiene”. Pada tahun 1909 berdirilah “The National Committee for Mental Hygiene”.
Di inggris pada tahun 1842 berdirilah organisasi “The Society for Improving the Condition Association for the Protection
of the Insane and the Prevention of Insanity”.
Akibat perang dunia I
dan II banyak terdapat penderita “war
neurosis” di kalangan anggota militer, sehingga gerakan Mental Hygiene makin besar usahanya
mencari metode yang efisien untuk mencegah gangguan mental serta mengadakan
pembaharuan dalam metode penyembuhan. Pada tahun 1930 Mental Hygiene mengadakan kongres pertama di Washington D.C. tahun
1946 Presiden Amerika Serikat menandatangani undang-undang “The National Mental Health Act” untuk
memajukan kesehatan mental rakyat Amerika, yang menyelenggarakan program mental hygiene antara lain:
WHO : Organisasi ini memberi
informasi dan penyuluhan mengenai kesehatan mental kepada anggota UNO. Mengadakan pengawasan terhadap alkoholisme,
pencegahan kriminal.
UNESCO : Untuk menstimulir penukaran
masalah informasi kebudayaan antar bangsa. Didalamnya terdapat suatu departemen
yang mengurusi masalah sosial
WFMH : Di dirikan pada tahun 1948.
Antara the internasional committee for
mental hygiene dengan the british association for mental health, merupakan
kelompok non govermental health agencies membantu
kesehatan di dunia.
Pasti semua orang ingin memiliki mental yang sehat tanpa terganggu apapun. Karna kesehatan mental dapat mempengaruhi aktivitas kita. Maka dari itu, kesehatan mental mempunyai tujuan yaitu :
·
Mengusahakan agar
manusia memiliki kempuan mental yang sehat.
·
Mengusahakan
pencegahan terhadap timbulnya sebab-sebab gangguan mental dan penyakit mental.
·
Mengusahakn pencegahan
berkembangnya bermacam-macam gangguan mental dan penyakit mental.
·
Mengurangi atau
mengadakan penyembuhan terhadap gangguan dan penyakit mental.
Teori Kepribadian Sehat Menurut :
ALIRAN BEHAVIORISTIK
Pandangan
behavioristic dengan menekankan pada aspek observasi dan proses internal
individu.Bagi mereka yang beraliran kognitif. Pandangan bandura dirasakan lebih
lengkap dibandingkan pandangan ahli behavioristic lainnya. Oleh karena teorinya
disebut teori belajar social atau modeling. Prinsipnya adalah perilaku
merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku,kognitif dan
lingkungan. Teorinya ini juga di dukung oleh percobaan eksperimental yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Singkatnya,
Bandura menekankan pada proses modeling sebagai sebuah proses belajar.Bandura
membuka perspektif baru dalam aliran behavioristic dengan menekankan pada aspek
observasi dan proses internal individu.Bagi mereka yang beraliran
kognitif,pandangan Bandura ini dirasakan lebih lengkap disbandingkan pandangan
ahli behavioristic lainnya.
Teori
utama dari Albert Bnadura adalah observational learning atau modeling adalah factor
penting dalam proses belajar manusia.
C.
Pendekatan
Kesehatan Mental
ü Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam
kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan,
baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai
keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada
keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental.
Sehat atau
tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental.
Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak
sehat mental.
Dengan
menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya
dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak
dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya
semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu
dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan
tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam
masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang
absolut.
ü
Orientasi Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri merupakan dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental seseorang. Orang
yang dapat menyesuaikan diri secara aktif dan realistis sambil tetap mempertahankan
stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang tinggi pada
dirinya. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri secara aktif,
tidak realistik dan tidak stabil dirinya menunjukkan rendahnya kesehatan mental
pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan penyesuaian diri merupakan variabel
utama dalam kesehatan mental. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peningkatan
derajat kesehatan mental setara dengan peningkatan kemampuan penyesuaian diri
yang aktif, realistik disertai dengan stabilitas diri. Kemampuan penyesuaian
diri idealnya dilatih dan dibina sejak kecil
Dalam banyak
literatur psikologi kesehatan, pengembangan diri dan kemampuan penyesuaian diri
merupakan salah satu indikasi dari kepribadian yang sehat. Kita dapat melihat
di antaranya dalam uraian-uraian Gordon W. Allport, Carl Rogers, Abraham Maslow
dan Viktor Frankl. Pemikiran mereka menegaskan bahwa pribadi yang sehat selalu
ditandai dengan keinginan untuk tumbuh dan berkembang, berorientasi ke
masa depan sambil tetap realistis dan mampu melakukan inovasi bagi diri serta
lingkungannya. Artinya perbaikan kemampuan penyesuaian diri tidak hanya perlu
dilakukan pada mereka yang mengalami gangguan mental tetapi juga pada siapa
saja.
ü
Orientasi Pengembangan Potensi
Mewujudnyatakan
potensi seperti bakat, kreativitas, minat dan lain-lain dalam diri individu.
Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi dan
dorongan (Schultz, 991). Dibutuhkan fokus yang lebih untuk mencapai arah tujuan
atau potensi diri yang lebih dikembangkan. Pengembangan potensi ini juga
dipengaruhi peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Juga adanya kesempatan
yang diberikan lingkungan pada individu baik yang potensinya masih tersembunyi
maupun yang sudah ditemukan.
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu
gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai
seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang,
mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas
yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari
diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan
kepribadian yang sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep
yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang
mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang
sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata
“orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi
pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual,
emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan
dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan
Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang
produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan
dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif
meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan
orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti.
Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di
internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati
humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari
luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan
individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi
sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang
menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa
dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur
sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila
masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
Ciri-ciri kepribadian
yang sehat
Sebagai organisme yang
hidup dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua
organisme. Selain kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini,
kebutuhan-kebutuhan tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan
binatang-binatang yang lebih rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi
kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam
mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak
memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu
sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan
tersebut; perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini
terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis
secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan
dengan cara irasional.
Fromm mengemukakan
lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
Hubungan
Manusia
menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama
lainnya. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak
berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan
orang-orang lain; kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka
untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa
pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat
penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan
penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan
dalam memuaskan kebutuhan ini. Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat
mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut
proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan
seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit
jiwa.
Trasendensi
Trasendensi
berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari
kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
Berakar
Hakikat dari kondisi
manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah
membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk
yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm mengemukakan suatu cinta yang berfokus pada
negaranya sendiri mengeluarkan cinta untuk negara orang lain dan ini merupakan
suatu bentuk pemujaan berhala, bukan atas nama cinta.
Perasaan Identitas
Manusia
juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa.
Cara
yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang
menciptakan suatu perasaan tertentu tentang identitas diri.
Orang-orang yang mengalami individualitas yang
berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka
sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain.
Kerangka orientasi
Bersambung
dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame
of reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua
gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang
dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah
pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu
gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini ialah
kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk menggambarkan dunia denagn
tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjetif dari
kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Daftar Pustaka :
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Schultz,
Duane.(2011).psikologi pertumbuhan:model-model kepribadian
sehat.Yogyakarta:Kanisius
Semioun, yustinus.2006. Kesehatan Mental 1.Yogyakarta
: Kanisius
https://agnesdevia.wordpress.com/2013/03/23/konsep-sehat-sejarah-perkembangan-kesehatan-mental-pendekatan-kesehatan-mental/
Sutardjo A. Wiraminardja.2010.Pengantar Psikologi
Abnormal. Bandung : Refika aditama